MODERNISASI DAN EKSPANSI EROPA



Kata Pengantar
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai “MODERNISASI DAN EKSPANSI EROPA.” Kami mengucap banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan terutama kepada bapak guru dan buku serta situs web yang kami jadikan acuan untuk membuat laporan ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi, maupun dari segi penulisan. Untuk itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini dan untuk kelancaran membuat. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih.

Kencana, 18 Februari 2017
Penyusun


Daftar Isi
Kata pengantar ...................................................................................................  i
Daftar isi ............................................................................................................  ii
Bab I Pendahuluan .............................................................................................  1
A.    Latar Belakang .......................................................................................  1
B.     Rumusan Masalah ..................................................................................  3
C.     Tujuan ....................................................................................................  3
D.    Manfaat ..................................................................................................  3
Bab II Pembahasan ............................................................................................  4
A.    Renaissance di Eropa .............................................................................  4
B.     Reformasi di Eropa ................................................................................  11
C.     Lahirnya Ilmu Pengetahuan dan Filsafat Baru ......................................  13
D.    Revolusi Perancis ...................................................................................  17
E.     Revolusi Industri ....................................................................................  23
F.      Ekspansi Eropa ke Berbagai Kawasan ...................................................  30
G.    Eropa pada Masa Sekarang ....................................................................  34
Bab III Penutup .................................................................................................  35
A.    Kesimpulan ............................................................................................  35
B.     Saran ......................................................................................................  36
Daftar Pustaka ...................................................................................................  37





BAB I
Pendahuluan
A.  Latar Belakang
Dalam modernasasi di Eropa berkembang dengan pikiran-pikiran yang lebih modern, yang tentunya berorientasi ke masa lampau, seperti Renaissance dan Reformasi. Keduanya merupakan gerakan yang dimana terlihat adanya keinginan untuk memurnikan kembali kehidupan keagamaan dan kesenian manusia Eropa serta mengesampikan domatisme dan formalisme dari kehidupan mereka. Dikatakan bahwa perubahan-perubahan itu sudah menjurus ke suatu masa yang baru, yang artinya bahwa perubahan-perubahan ini sudah mendorong peralihan masyarakat Eropa yang tradisonal ke arah suatu masyrakat yang modern. Gerakan Reformasi tersebut bertujuan untuk menyehatkan kembali agama Kristen dengan mngembangkan kembali kepercayaan yang benar, seperti dengan kembalinya kitab Injil. Di satu sisi Renaissance bertujuan menghidupkan kembali kebudayaan Romawi dan Yunani, agar orang-orang Eropa dapat mencerminkan diri pada kehidupan itu dan meletakkan ideal-ideal dalam kebudayaan Romawi dan Yunani sebagai tujuan hidup manusia Eropa yang sejati. Namun dengan begitu dalam suatu pemikiran yang timbul di Eropa telah berkembang suatu pemikiran yang tentunya saling berpengaruh satu sama lain dan nantinya mengalami perubahan-perubahan yang ada di Eropa.. Lebih tepatnya untuk menempatkan revolusi ilmu pengetahuan sebagai dasar perubahan Eropa yang lebih Modern. Revolusi ilmu ini merupakan suatu revolusi intelektual, ia mengajar orang-orang untuk merombak cara berpikirnya. Dalam Revolusi ilmu tersebut telah membawa suatu perubahan yang mendasar dalam hal penggambaran manusia Eropa tentang alam semesta. Dengan begitu orang Eropa akan terlihat dan sangat menginginkan adanya perubahan-perubahan yang lebih modern terutama dalam pemikiran mereka. Revolusi ilmu pengetahuan mengubah pandangan ini dengan mengetengahkan bahwa setiap kejadian alam semesta terjadi sesuai dengan hukum dan keteraturan. Maka dalam perkembangannya, ilmu pengetahuan di abad ke-18 ini dipakai untuk berbagai keperluan praktis, yaitu Revolusi Industri.
Revolusi industri mempunyai dinamika yang paling besar dan merupakan suatu rangkaian peristiwa yang paling berpengaruh terhadap manusia. Ia menumbuhkan suatu masyarakat yang berorientasi manufaktur, yang memunculkan ideal kegunaan, keuntungan tingkat tertentu. Dua komponen sosial memungkinkan pertumbuhan ini, yaitu kaum borjuis dan kaum buruh. Merupakan suatu kombinasi khas keindustrial dan memperkerjakan buruh. Ke kondisi demografi, ekonomi, sosial, dan teknik. Yang dianggap sebagai persyaratan dasar bagi tinggal landas modernisasi Eropa. Dalam konsentrasi massa buruh banyak disebabkan oleh intervensi kaum entreprenur yang memerlukan mereka untuk dekat dengan pabrik-pabrik yang didirikan dipusat kota-kota besar. Dengan begitu perpindahan dalam praindustrial sangatlah lamban, disamping perpindahan dalam jumlah yang besar bagi penduduk di kawasan eropa dengan industri yang maju yang pada saat itu sangat ditakuti. Sehingga perpindahan mereka ke pusat-pusat industri hanya dapat dilakukan dengan tekanan yang sangat besar. Dinamika ekstern dari Revolusi industri dan pertumbuhan teknologi tampak dalam gelombang ekspansi kedua negara-negara Eropa, yang kini dimulai oleh Inggris dan dikenal dengan imperalisme. Ekspansi ini menjurus ke arah revalitas imperialistik antara kekuatan-kekuatan besar ke arah anggapan bahwa perimbangan kekuatan politik yang sudah diberlakukan di Eropa bukanlah masalah Eropa saja, melainkan merupakan masalah global.


B.  Rumusan Masalah
1.    Bagaimana perkembangan Renaissance dalam terwujudnya modernisasi di Eropa?
2.    Bagaimana perkembangan di Eropa setelah adanya modernisasi?
C.  Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah:
1.    Untuk mengetahui perjuangan dan perkembangan rakyat Eropa dari zaman dahulu hingga saat ini.
2.    Untuk memenuhi salah satu syarat dalam kegiatan pembelajaran sejarah di dalam kelas.
D.  Manfaat
Makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca dan penulis. Adapun manfaat yang dapat diperoleh yaitu:
1.    Penulis   : Dengan makalah ini, penulis dapat membagikan informasi
mengenai modernisasi dan ekspansi di Eropa
2.    Pembaca            : Dengan makalah ini, pembaca dapat mengetahui sejarah Eropa
dimulai dari Renaissance, Revolusi Perancis, Revolusi Industri, hingga Eropa saat ini.

BAB II
Pembahasan
A.  Renaissance di Eropa
1.    Faktor-Faktor Munculnya Renaissance
Kata ini berasal dari bahasa Perancis yaitu renaissance yang secara etimologi bermakna “Lahir Kembali”. Akan tetapi, kata renaissance yang dimaksud disini mempunyai arti yang lebih luas. Karenanya, secara terminologi renaissance adalah timbulnya revolusi pandangan hidup orang-orang Eropa dari zaman pertengahan ke zaman barunya, melalui proses zaman peralihan yang sangat cepat.
Abad pertengahan merupakan zaman dimana Eropa sedang mengalami masa suram. Berbagai kreativitas sangat diatur oleh gereja. Dominasi gereja sangat kuat dalam berbagai aspek kehidupan. Agama Kristen sangat mempengaruhi berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Seolah raja tidak mempunyai kekuasaan, justru malah gereja lah yang mengatur pemerintahan. Berbagai hal diberlakukan demi kepentingan gereja, tetapi hal-hal yang merugikan gereja akan mendapat balasan yang sangat kejam. Contohnya, pembunuhan Copernicus mengenai teori tata surya yang menyebutkan bahwa matahari pusat dari tata surya, tetapi hal ini bertolak belakang dari gereja sehingga Copernicus dibunuhnya.
Pemikiran manusia pada Abad Pertengahan ini mendapat doktrinasi dari gereja. Hidup seseorang selalu dikaitkan dengan tujuan akhir (ekstologi). Kehidupan manusia pada hakekatnya sudah ditentukan oleh Tuhan. Maka tujuan hidup manusia adalah mencari keselamatan. Pemikiran tentang ilmu pengetahuan banyak diarahkan kepada theology. Pemikiran filsafat berkembang sehingga lahir lah filsafat scholastik yaitu suatu pemikiran filsafat yang dilandasi pada agama dan untuk alat pembenaran agama. Oleh karena itu disebut Dark Age atau Zaman Kegelapan.
Dengan adanya berbagai pembatasan yang dilakukan pihak pemerintah atas saran dari gereja maka timbul lah sebuah gerakan kultural, pada awalnya merupakan pembaharuan di bidang kejiwaan, kemasyarakatan, dan kegerejaan di Italia pada pertengahan abad XIV. Sebelum gereja mempunyai peran penting dalam pemerintahan, golongan ksatria hidup dalam kemewahan, kemegahan, keperkasaan dan kemasyuran. Namun, ketika dominasi gereja mulai berpengaruh maka hal seperti itu tidak mereka peroleh sehingga timbul lah semangat Renaissance.
Menurut Ernst Gombrich munculnya Renaissance sebagai suatu gerak kembali di dalam seni, artinya bahwa Renaissance tidak dipengaruhi oleh ide-ide baru. Misalnya, gerakan Pra-Raphaelite atau Fauvist merupakan gerakan kesederhanaan primitif setelah kekayaan gaya Gotik Internasional yang penuh hiasan.
Menurut Prancis Michel De Certeau, Renaissance muncul karena bubarnya jaringan-jaringan sosial lama dan pertumbuhan elite baru yang terspesialisasi sehingga gereja berusaha untuk kembali mendesak kendali dan manyatukan kembali masyarakat lewat pemakaian berbagai teknik visual dengan cara-cara mengadakan pameran untuk mengilhami kepercayaan, khotbah-khotbah bertarget dengan menggunakan citra-citra dan teladan-teladan dan sebagainya yang diambil dari pemikiran budaya klasik sehingga dapat mempersatukan kembali gereja yang terpecah-belah akibat skisma (perang agama).
Renaissance muncul dari timbulnya kota-kota dagang yang makmur akibat perdagangan mengubah perasaan pesimistis (zaman Abad Pertengahan) menjadi optimistis. Hal ini juga menyebabkan dihapuskannya sistem stratifikasi sosial masyarakat agraris yang feodalistik. Maka kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan feodal menjadi masyarakat yang bebas. Termasuk kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan agama sehingga menemukan dirinya sendiri dan menjadi focus kemajuan. Antroposentrisme menjadi pandangan hidup dengan humanisme menjadi pegangan sehari-hari. Selain itu adanya dukungan dari keluarga saudagar kaya semakin menggelorakan semangat Renaissance sehingga menyebar ke seluruh Italia dan Eropa.
Renaissance lahir sekitar abad ke 15-16 M, tatkala kaum intelektual, politik, dan seniman di daratan Eropa serentak bertekad untuk mengadakan suatu gerakan pembaharuan yang menginginkan kebebasan berpikir dan akan merubah doktrin agama mereka yang dirasakan sangat mengekang kemerdekaan batin.
Perkembangan pertama Renaissance terjadi di kota Firenze. Keluarga Medici yang memiliki masalah dengan sistem pemerintahan kepausan menjadi penyokong keuangan dengan usaha perdagangan di wilayah Mediterania. Hal ini membuat para intelektual dan seniman memiliki kebebasan dan mendapatkan perlindungan dari kutukan pihak gereja. Keleluasaan ini didukung oleh tidak adanya kekuasaan dominan di Firenze. Kota ini dipengaruhi oleh bangsawan dan pedagang. Dari sini, kemudian Renaissance menjalar ke daratan Eropa lainnya.
Adapun sebab utama lahirnya Renaissance itu karena keterkejutan orang-orang Eropa menyaksikan ambruknya imperium Romawi Timur oleh kaum Muslimin, terutama dengan peristiwa jatuhnya Konstantinopel yang menyebabkan penaklukan Kerajaan Turki atas Romawi Timur (Byzantium) pada tahun 1453 M.
Romawi Timur (Byzantium) adalah Kerajaan Eropa yang besar, perkasa dan termaju. Lambang supremasi Kaum Nasrani Eropa. Kemegahan gereja Eropa untuk sebagian besar diandalkan kepada Byzantium. Jatuhnya kekaisaran Byzantium atau Romawi Timur di Konstantinopel membangkitkan Eropa. Tadinya mereka hampir putus asa setelah mengalami serangan bangsa Mongol atas Konstantinopel, menelan pahitnya kekalahan mereka dengan dikuasainya Spanyol dan Portugal oleh Umat Islam, lalu menyusul penaklukan kaum Muslimin atas negeri-negeri Bulgaria, Yugoslavia, Rumania dan seluruh Balkan oleh Umat Islam yang bersatu.


2.    Karakteristik Renaissance
Renaissance merupakan titik awal dari sebuah peradaban modern di Eropa. Esensi dari semangat Renaissance salah satunya adalah pandangan manusia bukan hanya memikirkan nasib di akhirat seperti semangat Abad Tengah, tetapi mereka harus memikirkan hidupnya di dunia ini. Renaissance menjadikan manusia lahir ke dunia untuk mengolah, menyempurnakan dan menikmati dunia ini baru setelah itu menengadah ke surga. Nasib manusia di tangan manusia, penderitaan, kesengsaraan dan kenistaan di dunia bukanlah takdir Allah melainkan suatu keadaan yang dapat diperbaiki dan diatasi oleh kekuatan manusia dengan akal budi, otonomi dan bakat-bakatnya. Manusia bukan budak melainkan majikan atas dirinya. Inilah semangat humanis, semangat manusia baru yang oleh Cicero dikatakan dapat dipelajari melalui bidang sastra, filsafat, retorika, sejarah dan hukum.
Dengan semakin kuatnya Renaissance, sekularisasi berjalan makin kuat. Hal ini menyebabkan agama semakin diremehkan bahkan kadang digunakan untuk kepentingan sekulerisasi itu sendiri. Semboyan mereka “religion was not highest expression of human values” yang berarti “Agama bukanlah simbol yang tertinggi dibanding nilai-nilai kemanusiaan”. Bahkan salah seorang yang dilukiskan sebagai manusia ideal Renaissance, Leon Batista Alberti (1404-1472), secara tegas berani mengatakan “Man can do all things if they will” yang berarti “Laki-laki dapat melakukan semua hal jika mereka akan melakukannya”. Renaissance mengajarkan kepada manusia untuk memanfaatkan kemampuan dan pengetahuannya bagi pelayanan kepada sesama. Manusia hendaknya menjalani kehidupan secara aktif memikirkan kepentingan umum bukan hidup bersenang-senang dalam belenggu moral dan ilmu pengetahuan di menara gading. Manusia harus berperan aktif dalam kehidupan, bukan sifat pasif seraya pasrah pada takdir. Namun, manusia menjadi pusat segala hal dalam kehidupan atau Antoposentrisme.
Manusia Renaissance harus berani memuji dirinya sendiri, mengutamakan kemampuannya dalam berfikir dan bertindak secara bertanggung jawab, menghasilkan karya seni dan mengarahkan nasibnya kepada sesama. Keinginan manusia untuk menonjolkan diri baik dari keindahan jasmani maupun kemampuan intelektual-intelektualnya. Keinginannya itu dituangkan dalam berbagai karya seni sastra, seni lukis, seni pahat, seni musik dan lain-lain. Ekspresi daya kemampuan manusia terus berkembang sampai saat ini sehingga di zaman modern ini pun tidak ada lagi segi kehidupan manusia yang tidak ditonjolkan.
3.    Daftar Tokoh Besar Pada Masa Renaissance
Berikut adalah daftar tokoh besar Renaissance:
a.    Bidang seni dan budaya
·      Albrecht Dührer (1471-1528)
·      Desiserius Eramus (1466-1536)
·      Donatello
·      Ghirlandaio
·      Hans Holbein (1465-1506)
·      Hans Memling (1430-1495)
·      Hieronymus Bosch (1450-1516)
·      Josquin de Pres (1445-1521)
·      Leonardo da Vinci (1452-1519)
·      Lucas Cranach (1472-1553)
·      Michaelangelo (1475-1564)
·      Perugino (1446-1526)
·      Raphael (1483-1520)
·      Sandro Botticelli (1444-1510)
·      Tiziano Vecelli (1477-1526)
b.    Penjelajahan
·      Christopher Columbus (1451-1506)
·      Ferdinand Magellan (1480-1521)
c.    Ilmu pengetahuan
·      Johann Gutenberg (1400-1468)
·      Nicolaus Copernicus (1478-1543)
·      Andreas Vesalius (1514-1564)
·      William Gilbert (1540-1603)
·      Galileo Galilei (1546-1642)
·      Johannes Kepler (1571-1642)
4.    Dampak Renaissance
a.    Kemunculan aliran pemikiran yang mementingkan kebebasan akal seperti aliran baru Eropa hingga abad ke-18 seperti Humanisme, rasionalisme, nasionalisme dan absolutisme berani mempersoalkan kepercayaan dan cara pemikiran lama yang diamalkan selama ini secara langsung melemahkan kekuasaan golongan feudal.
b.    Itali telah menjadi pusat ilmu yang terkenal di Eropa pada abad ke-15. Hal ini terjadi ketika Kota Konstantinopel yang dikuasai oleh Islam telah jatuh ke tangan orang Barat pada tahun 1453. Keadaan ini telah membuat para ilmuan Islam berhijrah ke pusat-pusat perdagangan di Itali. Ini menyebabkan Itali menjadi pusat intelektual terkenal di Eropa pada masa itu.
c.    Renaissance telah membentuk masyarakat perdagangan yang berdaya maju. Keadaan ini telah melemahkan kedudukan dan kekuasaan golongan feudal yang sentiasa berusaha menyekat perkembangan ilmu dan masyarakat di Eropa.
d.   Melahirkan tokoh-tokoh pemikir seperti Leonardo da Vinci yang terkenal sebagi pelukis, pemusik dan ahli falsafah serta jurutera. Michelangelo merupakan tokoh seni, arkitek, jurutera, penyair dan ahli anatomi.
e.    Melahirkan ahli-ahli sains terkenal seperti Copernicus dan Galileo.
f.     Melahirkan ahli matematik seperti Tartaglia dan Cardan yang berusaha menghuraikan persamaan ganda tiga. Tartaglia orang pertama yang menggunakan konsep matematik dalam ketentaraan yaitu mengukur tembakan peluru meriam. Cardan terlibat dalam penghasilan ilmu algebra.
g.    Selain itu, Renaissance telah melahirkan tokoh-tokoh perubatan di Eropa. Antara tokoh perubatan terkenal yaitu William Harvey yang telah memberi sumbangan dalam kajian peredaran darah.
h.    Renaissance telah melahirkan masyarakat yang lebih progresif sehingga membawa kepada aktivitis penjelajahan.


B.  Reformasi di Eropa
Korupsi dan penyimpangan-peyimpangan yang dibuat oleh gereja pada zaman Renessance, mengakibatkan kebencian orang-orang yang kemudian timbul pemikiran, bahwa fungsi pendeta-pendeta gereja sebagai penghubung antara Tuhan dan seorang individu tidak lagi dibutuhkan dan bahwa gereja Khatolik bukan satu-satunya lembaga untuk mendapatkan penyelamatan dari dosa. Terdapat pula alasan yang non spiritual, antara lain:
·      Suatu sikap yang kritis terhadap kekayaan yang diperoleh gereja Khatolik dan keuntungan-keuntungan materil yang mereka terima.
·      Negara-negara nasional baru tidak setuju dengan konsep Internasional Gereja Khatolik.
·      Di antara Pangeran Jerman ada yang ingin menghapuskan otoritas rohaniawan dalam wilayahnya.
·      Banyak dari penduduk kota ingin menghapusakan supervisi gereja atas bisnis mereka.
Reformasi bermula dari seorang tokoh bernama Martin Luther (1483-1546). Luther sebagai seorang rahib sekaligus seorang doktor teologi yang memiliki kecerdasan berpikir tentu tidak seperti orang kebanyakan, yang menerima begitu saja semua apa yang dikatakan oleh Paus di Roma. Dalam masalah “rahmat keselamatan” umpamanya. Menurut kebanyakan orang, dengan menempuh jalan yang ditunjukkan gereja, maka itulah jalan yang terbaik untuk memperoleh penyelamatan. Akan tetapi, sekalipun ia telah menempuh jalan yang ditunjukkan dengan sungguh-sungguh, akhirnya ia merasakan bahwa jalan itu adalah jalan buntu.
Orang kedua setelah Luther adalah Johanes Calvin (1509-1564). Calvin agak berbeda dengan Luther. Jika Luther masih memperlihatkan sikap-sikap yang tradisionalistis, yaitu masih mempertahankan tradisi-tradisi ritual Roma Khatolik, apa saja dapat dilakukan asal tidak bertantangan dengan Al-Kitab, maka Calvin berbeda. Calvin menolak sepenuhnya mengenai tata aturan dan tata kerja yang berasal dari ajaran Roma Khatolik. Ia mengubah dengan modelnya sendiri, jika terdapat di dalam Al-Kitab dan sesuai dengan pandangannya, maka itu benar. Segera setelah ia menjadi pendeta resmi di Genewa, ia mengajukan  rancangan tata kerja baru dan bermaksud menjalankan ‘siasat’ yang keras, baik terhadap ajaran agama, maupun atas kelakuan anggota jemaat. Sekaligus penduduk diwajibkan untuk menandatangani sehelai ‘surat pengakuan’ karena segenap penduduk kota hanya boleh terdiri dari warga Kristen yang sadar akan imannya. Pengajaran agama mendapat perhatian sungguh-sungguh, juga untuk masalah perkawinan dibuat peraturan baru (baik Luther maupun Calvin, keduanya mempunyai istri). Tetapi rancangan Calvin tersebut tidak dapat dilaksanakan. Persoalannya adalah karena pihak Genewa tidak menghendakinya, juga adanya protes dari kalangan penduduk yang tidak menginginkan adanya surat pengakuan. Dengan terpaksa Calvin meninggalkan Genewa. Akan tetapi selang beberapa tahun, Calvin dipanggil kembali ke Genewa untuk melanjutkan rancangan tersebut. Demikianlah Calvin menjadikan kota Genewa sebagai pilot proyek bagi masyarakat Kristen yang dikuasai oleh firman Tuhan saja. Untuk mencapai tujuannya, Calvin semakin keras bertindak dalam melaksanakan siasat. Orang-orang yang berpangkat tinggi, bangsawan, maupun orang kaya tidak dikecualikan. Hukuman berat ditentukan untuk mereka yang melakukan tingkah laku yang tidak senonoh, seperti berdansa, berzina, main kartu, tidak berbuat baik kepada orang tua, lalai menghadiri kebaktian dan sebagainnya. Orang-orang yang keras diserahkan pada penguasa duniawi. Dengan itu Calvin semakin kokoh saja kedudukannya. Genewa telah menjadi sebuah kota menurut model dan cita-cita Calvin. Masyarakatnya taat kepada Al-Kitab. Cara hidup di Genewa benar-benar sederhana dan keras, akan tetapi dengan begitu rakyat semakin bertambah kuat, rajin dan makmur. Kota Genewa inilah yang kemudian menjadi tipe ideal bagi kota-kota lain di Eropa yang bergama Protestan.


C.  Lahirnya Ilmu Pengetahuan dan Filsafat Baru
Zaman pencerahan adalah istilah yang sangat tepat untuk menamai abad ke-18 di Eropa, pada saat itu Eropa menjadi lahan perkembangan pesat bagi llmu pengetahuan dan filsafat. Zaman ini dimulai dari terjadinya pertentangan sengit antara akal dan iman. Hal ini terjadi selama kurang lebih 8 abad. Mereka dipaksa mengikui aturan-aturan yang dikeluarkan oleh gereja serta dipaksa untuk meninggalkan kebudayan-kebudayaan mereka yang dulu (Romawi dan Yunani). Namun, semakin lama mereka merasa bahwa aturan tersebut berada di luar akal rasional (irasional).
Pada zaman itu, pikiran (akal) dan iman tidak sejalan (akal kalah total dan iman menang mutlak). Manusia memiliki keterlambatan dalam berpikir. Padahal manusia sudah membuktikan bahwa mereka sanggup dan cepat. Hal ini karena, pada masa itu dipenuhi dengan lebaran hitam berupa pemusnahan orang-orang yang berpikir kreatif karena pemikirannya berlawanan dengan apa yang disampaikan oleh para tokoh gereja. Seperti tokoh sains Coppernicus yang berbeda pendapat dengan pemikiran gereja. Coppernicus berpikir bahwa matahari adalah pusat dari tata surya. Sedangkan gereja berpikir bahwa bumi lah yang menjadi pusat dari tata surya.
Melihat keadaan yang begitu parah, beberapa diantaranya melakukan suatu gerakan pembaharuan untuk lahir kembali dengan kata lain terbebas dari kukuhan gereja (Zaman Pencerahan).
Zaman ini merupakan zaman untuk membebaskan manusia dari ketidakdewasaan. Ketidakdewasaan adalah ketidakmampuan untuk mempergunakan pemikirannya sendiri tanpa bimbingan dari orang lain. Penyebabnya bukan dari kurangnya pemikiran, melainkan kurangnya ketegasan dan keberanian dalam mempergunakan pemikiran itu tanpa bantuan dari orang lain.
Sebenarnya, zaman ini sudah dapat terlihat pada abad ke-17. Abad itu merupakan abad pembenihan dari ilmu pengetahuan dan filsafat. Penemuan teleskop telah merombak seluruh pandangan mengenai ilmu perbintangan. Filosof dari Inggris, Francis Bacon dan filosof dari Perancis, Renĕ Descartes, keduanya berseru kepada ilmuwan seluruh Eropa agar tidak lagi menyandarkan diri pada kekuasaan Aristoteles. Selain kedua filsuf tersebut, ada banyak lagi filsuf lain meliputi filosof filosof rasionalis seperti Baruch Spinoza, lalu ada filosof politik seperti Thomas Hobbes dan John Locke serta pemikir pemikir skeptis Perancis seperti Pierre Bayle dan sebagainya. Dari sinilah muncul semakin banyak ketertarikan dibidang ilmu pengetahuan dan filsafat.
Sampai pada suatu saat, lahirlah sebuah penemuan besar yang menjadi ilmu pengatahuan modern dan mungkin inilah yang menjadi penemuan terbesar pada masa itu. Penemuan itu adalah teori Gravitasi yang diungkapkan oleh Isaac Newton. Dia dianggap sebagai ilmuwan paling besar dan paling berpengaruh yang pernah hidup di dunia. Kata-kata dari Francis Bacon dan Descartes sudah dipraktekkan oleh Galileo, penggunaan teleskop, penemuan baru untuk penelitian Astronomi oleh Newton, dan yang dilakukannya di sektor mekanika telah menghasilkan sesuatu yang terkenal saat ini yaitu “Hukum Gerak Newton I”. Walaupun Copernicus dan Galileo sudah berhasil menepikan beberapa anggapan yang ngawur tentang pengetahuan purba dan telah menyumbang pengertian yang kita nilai tepat tentang alam semesta, namun tak ada satu pokok pikiranpun dari mereka yang terumuskan secara sistematis. Tak lain Isaac Newton lah orang yang berhasil memberikan kumpulan teori yang terangkum rapi dan meletakkan batu pertama ilmu pengetahuan modrn.
Banyak lagi ilmuwan-ilmuwan yang lahir di abad ini, seperti Carolus Linnaeus yaitu ilmuwan biologi asal Swedia yang memelopori penggunaan Binominal Nomenklatur bagi tumbuhan dan hewan. William Herschel yaitu seorang Astronom dari Inggris, dia menyelidiki masa rotasi planet dan menghitung satelit dari masing masing planet dan dia telah mengkatalogkan sebanyak 800 nama bintang. Antoine Laurent Lavoisier, seorang ahli kimia dari Perancis, salah satu penemuan pentingnya adalah penyelidikan tentang kandungan dari air (Oksigen dan Hidrogen). Ahli kimia lainnya adalah Joseph Priestlry yang berasal dari Inggris dimana diamampu medeskripsikan (menguraikan) beberapa gas termasuk oksigen. Charles Augustine de Coloumb, ilmuwan fisika dari Perancis yang menjadi pelopor dari teori elektrik.
Banyak juga filsuf yang lahir di abad ini, seperti misalnya Voltaire (1694-1778) yang mempunyai nama assli Francois Marie Arouet, berasal dari Perancis. Ia seorang penyair, penulis drama, penulis essay, penulis cerita pendek, ahli sejrah dan filsuf. Karya-karya terkenalnya adalah buku berjudul letters philosophiques dan drama berjudul Irene. Kemudian ada J.J. Rosseau (1712-1778) yang menggagas tentang kontrak politik yang sampai sekarang masih dipakai. Selanjutnya, George Berkeley (1685-1753) yang menggagas pikiran modern mengenai idealisme. David Hume (1711-1776), seorang filsuf dan ahli sejarah dari Skotlandia yang mempunyai pengaruh besar dalam perjalanan Empirisme dan Skeptisisme. Immanuel Kant (1724-1804) adalah filsuf dari Jerman yang mencetuskan pemikiran mengenai rasionalisasi dalam berpikir dan bertindak. Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) yang juga seorang filsuf dan ahli matematika. Seorang teologi yang terkenal bernama John Wesley (1703-1791) yang juga lahir di masa ini dengan konsepnya yang disebut Metodhisme.
Masa ini juga melahirkan beberapa pemimpin terkenal seperti  Napoleon (1769-1821), yang merupakan diktator Perancis terkenal, tak terkalahkan di beberapa penaklukannya termasuk keberhasilannya dalam menduduki Moscow. Lalu ada pemimpin dari Jerman bernama Frederick  II (1712-1786), yang juga berhasil menaklukkan Polandia. Peter yang Agung (1672-1725) yang merupakan tokoh kunci dari pemodernisasian Russia. Catherine yang Agung (1729-1796) yang melanjutkan usaha Peter yang Agung dalam memodernisaskan Russia dan dia bekerjasama dengan Voltaire dalam membangun intelektualitas rakyat Russia.
Sastrawan sastrawan yang lahir dari zaman ini adalah William Blake (1757-1827), Daniel Defoe dengan karyanya Robinson Crusoe (1660-1731), Henry Fielding (1707-1754). Dan juga di zaman ini lahir komposer-komposer terbesar dalam sejarah seperti Johan Sebastian Bach (1685-1750) yang berasal dari Jerman dengan metodenya yang terkenal bernama counterpoint. Wolfgang Amadeus Mozart (1756-1791) seorang komposer genius asal Austria yang berhasil menghasilkan 41 symphonies, 27 piano concertos, 23 string quartets, 17 piano sonatas, 7 opera besar selama hidupnya yang tergolong pendek, karena dia meninggal  pada usia 35 tahun.
Seniman lukis terkenal juga lahir di zaman ini seperti Giovanni Battista Tiepolo dengangaya Rococo-nya (1696-1770), Jean Antoine Watteau (1684-1721) berasal dari Perancis yang juga terkenal dengan gaya Rococo-nya. Jacques Louis David(1748-1825), yang memerkenalkan gaya neoklasik di Perancis,
Kita juga harus mengingat satu peristiwa penting yang menjadi asal mula gerakan People Power, dan itu terjadi di masa ini. Peristiwa ini adalah Revolusi Perancis (1789-1799) dimana rakyat jengkel atas gaya pemerintahan Monarchi Absolute pada saat itu, dan akhirnya rakyat menyerang penjara Bastille dan memancung raja (Louis XVI) beserta ratunya (Marie Antoinette). Lalu ada satu lagi peristiwa penting yang menjadi titik awal modernisasi dunia, peristiwa itu kita kenal dengan nama revolusi industri di Inggris, dengan diawali penemuan mesin uap oleh James Watt yang menjadi dasar dari mesin-mesin produksi yang dugunakan pada masa itu.


D.  Revolusi Perancis
Revolusi Perancis merupakan salah satu tragedi penting dalam sejarah dunia dan peristiwa besar ini juga berpengaruh dalam perkembangan studi ilmu hubungan internasional.
Dalam rentang pertengahan tahun 1700-an hingga awal tahun 1800-an, Revolusi Perancis mampu mengubah sejarah Perancis hingga hari ini termasuk juga sistem pemerintahan monarki absolut yang kala itu tersinar di seluruh Eropa.
Revolusi Perancis secara khusus tak hanya melibatkan Perancis secara internal tetapi juga melibatkan Eropa dan konflik negara-negara Eropa.
Krisis keuangan yang melanda, muaknya rakyat terhadap kekuasaan absolut di bawah kepemimpinan raja sebagai pemegang dan penggerak kekuasaan tertinggi, serta pemikiran dan perilaku sosial radikal rakyat pada masa itu mampu mengubah Perancis hingga saat ini dalam rentang tiga tahun penuh.
1.    Sebelum Terjadinya Revolusi Perancis
Sebelum Raja Louis XVI naik tahta sebagai kepala pemerintah Perancis, atmosfir sosial-politik di Perancis kala itu sudah cukup panas. Kesadaran rakyat terhadap kemiringan sistem pemerintahan monarki absolut, krisis keuangan, dan negara yang hampir bangkrut dikarenakan pengeluaran negara lebih besar daripada pendapatan mulai menimbulkan satu per satu pemberontakan. Krisis tersebut utamanya disebabkan oleh terlibatnya Perancis dalam Perang Tujuh Tahun dan Perang Revolusi Amerika.
Di masa pemerintahan Raja Louis XVI, menteri keuangan Perancis yang kala itu dijabat oleh Turgot, dipecat pada bulan Mei 1776 karena ia dinilai gagal melaksanakan reformasi keuangan Perancis guna membebaskan krisis keuangan Perancis kala itu.
Setahun setelah pemecatan itu, Jacques Necker yang notabene adalah seorang kebangsaan asing ditunjuk sebagai Bendahara Negara tak resmi karena ia merupakan seorang Protestan.
Jacques Necker menyadari ada banyak ketidakadilan dalam sistem pajak yang lebih cenderung bersifat regresif. Ia mendapati bukti di lapangan bahwa kaum bangsawan dan pendeta diberikan banyak keringanan dan pengecualian dalam hal pembayaran pajak, sementara mereka yang miskin dikenakan pajak lebih tinggi. Hal tersebut menyebabkan pertentangan sosial secara internal. Ketidakmampuan kaum miskin membayar pajak yang tinggi jelas sekali menimbulkan pertentangan. Jacques Necker mengusulkan agar ketidakadilan tersebut harus dihilangkan dengan mengurangi hak istimewa kaum bangsawan dan pendeta serta para pejabat dalam hal pajak. Namun, banyak pihak yang menentang usulan Necker, terutama pejabat Perancis. Posisi Necker yang terus melemah memaksanya untuk turun.
Perancis kemudian menunjuk bendahara baru yang bernama Charles Alexandre de Colonne. Namun, Colonne juga mendapat pertentangan dari pejabat Perancis. Kemudian untuk pertama kalinya sejak 1614, Raja Louis XVI memanggil Etats-Généraux di tahun 1789. Etats-Généraux terbagi atas tiga golongan yang terbagi atas Pendeta sebagai Etat Pertama, Kaum Bangsawan sebagai Etat Kedua, dan Rakyat Biasa sebagai Etat Ketiga. Namun, Etat Ketiga yang berisi rakyat jelata bersitegang dengan Etat Pertama yang merupakan kaum pendeta. Negosiasi dengan dua etat lainnya juga tidak berhasil sehingga Etats-Généraux dinilai gagal, padahal sudah diputuskan bahwa ‘Raja adalah dia yang bertindak sebagai penengah.’
2.    Penyebab-Penyebab Utama Terjadinya Revolusi Perancis
Penyebab utama terjadinya Revolusi Perancis adalah dikarenakan kebencian rakyat terhadap pemerintah, yang umum terjadi kala itu. Dari perspektif Marxis, menurut para sejarawan, adanya konflik kelas antara bangsawan dan rakyat biasa menjadi salah satu penyebab. Ketidakadilan kelas tersebut menimbulkan kebencian dari rakyat biasa terhadap pemerintah yang cenderung merangkul kaum bangsawan dalam praktek sosial. Selain itu, sistem dan bentuk perekonomian yang timpang di Perancis kala itu memperburuk keadaan. Krisis keuangan tak bisa dicegah. Beberapa pendorong lain terjadinya krisis keuangan tersebut antara lain ketidakmampuan rakyat biasa membayar pajak yang tinggi, lebih tinggi dibandingkan kaum bangsawan dan pendeta. Di sisi lain, kaum bangsawan dan pendeta mendapat banyak pengecualian dan keistimewaan dalam hal pajak. Kenaikan harga pangan, hasil panen yang buruk, dan sistem transportasi serta fasilitas lainnya yang tidak memadai semakin menimbulkan kebencian rakyat terhadap pemerintah.
Buruknya keadaan Perancis kala itu juga ditandai dengan kebangkrutan pemerintah, utang negara yang besar karena yang lebih utama disebabkan oleh keterlibatan Perancis dalam perang besar, dan ketidakadilan pajak. Perang Tujuh Tahun antara Perancis dan Inggris yang merupakan kekuatan militer utama dunia saat itu menyebabkan hilangnya jajahan Perancis di Amerika Utara. Selain itu, Angkatan Laut Perancis juga mengalami kehancuran. Meski militer Perancis berhasil dibangun lagi dan menang dalam Perang Revolusi Amerika, tapi Perancis tetap saja mengalami kehancuran karena biaya perang yang mahal dan tidak ada keuntungan yang nyata bagi Perancis dalam perang tersebut. Raja juga tidak mampu menangani krisis dan utang negara yang besar, sehingga untuk pertama kalinya dalam seabad sebelumnya, raja memanggil Majelis Bangsawan di tahun 1787.
Dalam kondisi perekonomian yang sangat parah, masalah pangan dan kriminalitas yang meninggi, juga krisis keuangan yang tak juga membaik, keluarga kerajaan malah hidup nyaman dan mewah di Versailles. Keluarga kerajaan terkesan tak peduli dengan keadaan sosial rakyatnya yang semakin lama semakin memburuk. Raja Louis XVI, di satu sisi, memang berusaha mengurangi pengeluaran pemerintah. Namun usahanya tersebut mendapat pertentangan dari parlemen sehingga reformasi yang lebih luas yang direncakanan oleh raja berhasil digagalkan. Bahkan, pemerintahan raja juga hendak digulingkan. Berbagai upaya untuk menjatuhkan kekuasaan Louis XVI juga semakin tampak ketika semakin banyak pihak yang menentang kebijakannya. Pamflet-pamflet yang berisi informasi palsu dan dilebih-lebihkan yang mengkritik pemerintah dan aparatnya pun tersebar luas di Perancis di antara rakyatnya yang kemudian semakin memperkuat opini publik untuk melawan pemerintahan monarki Raja Louis XVI.
Selain itu semua, penyebab lain yang memicu terjadinya Revolusi Perancis juga karena adanya kebencian terhadap pemerintah yang semakin besar seiring adanya perkembangan cita-cita pencerahan. Rakyat juga membenci adanya absolutisme kerajaan, kebencian kaum miskin terhadap hak-hak istimewa yang dimiliki kaum bangsawan, kebencian terhadap pengaruh dalam kebijakan publik dan lembaga-lembaga negara yang bersumber dari Gereja Katolik, adanya penyimpangan hak kebebasan beragama, kebencian pendeta pedesaan miskin terhadap uskup aristokrat yang korup, serta besarnya keinginan untuk mewujudkan kesetaraan sosial, politik, ekonomi, dan republikanisme.
Di sisi lain, rakyat juga benci terhadap keborosan Ratu Marie Antoinette yang juga dianggap sebagai mata-mata Austria. Juga, pemecatan Jacques Necker dari jabatannya sebagai bendahara keuangan oleh raja juga dianggap sebagai kejahatan bagi rakyat Perancis karena Jacques Necker dianggap sebagai wakil rakyat di kerajaan.
3.    Peristiwa Penting Selama Revolusi Perancis
Jacques Necker yang kala itu menjabat sebagai bendahara keuangan negara semakin dimusuhi oleh keluarga kerajaan. Di sisi lain, Jacques Necker adalah orang kepercayaan rakyat yang dianggap sebagai wakil rakyat dalam kerajaan.
Tanggal 14 Juli, para pemberontak berkumpul dan berencana merebut sebagian besar senjata dan amunisi yang terdapat di benteng dan penjara besar Perancis bernama Bastille. Bastille juga dianggap sebagai simbol kekuasaan monarki. Pertempuran pun terjadi di Bastille antara pemberontak dan militer. Dalam beberapa jam hingga pada sore hari, benteng tersebut berhasil direbut oleh kaum pemberontak. Meski ada gencatan senjata demi mencegah pembantaian massal yang lebih meluas, namun Gubernur Marquis Bernard de Launay dipukuli oleh pemberontak. Tak hanya itu, ia juga ditusuk dan dipenggal. Kepalanya kemudian ditusukkan ke ujung tombak dan diarak ke sekeliling kota. Bastille sudah menjadi simbol dari kebencian rakyat Perancis terhadap Ancien Régime. Di balai kota, Hotel de Ville, massa menuduh Jacques de Flesselles (yang jabatannya setara dengan wali kota) sebagai pengkhianat dan membantainya. Raja Louis XVI mundur untuk sementara waktu karena khawatir terhadap tindak kekerasan yang bisa saja menimpanya. Marquis de la Fayette mengambil alih komando Garda Nasional Paris setelahnya. Presiden Majelis, Jean-Sylvain Bailly kemudian menjadi wali kota baru di bawah struktur pemerintahan baru yang kemudian dikenal dengan istilah komune. Setelah itu raja mengunjungi Paris pada tanggal 17 Juli dan menerima surat dengan simpul tiga warna dan diiringi dengan teriakan Vive la Nation dan Vive le Roi (Hidup Bangsa dan Hidup Raja). Jacques Necker yang sebelumnya dipecat kembali menjabat. Namun tak lama berselang rakyat menuntut amnesti umum dan ia pun kehilangan dukungan dari rakyat. Meski Majelis menang namun situasi Perancis tetap memburuk.
Kekerasan dan penjarahan terjadi di seluruh Perancis. Kaum bangsawan yang takut menjadi korban selanjutnya pindah ke negara-negara tetangga. Mereka pun menandai kelompok-kelompok kontra-revolusi di Perancis dan mendesak monarki asing untuk memberikan dukungan pada kontra-revolusi. Di akhir Juli, semangat kedaulatan rakyat berhasil menyebar ke seluruh Perancis. Di daerah pedesaan, rakyat mulai membentuk milisi. Mereka juga mempersenjatai diri guna melawan invasi asing yang mungkin terjadi. Perlawanan milisi kemudian terjadi terhadap invasi asing, dan kemudian menimbulkan runtuhnya hukum dan kacaunya ketertiban. Kekuasaan legislatif di republik baru berubah menjadi Konvensi, sedangkan kekuasaan eksekutif berada di Komite Keamanan Umum. Kaum Girondi menjadi partai berpengaruh dalam konvensi dan komite itu. Dalam Manifesto Brunswick, tentara kerajaan Perancis dan Prusia mengancam akan membalas penduduk perancis jika hal tersebut menjadi penghambat langkah maju pengembalian bentuk pemerintahan monarki. Sebagai akibatnya, Raja Louis yang dipandang bersekutu dengan musuh-musuh Perancis, pada tanggal 17 Januari 1793, dituntut hukuman mati. Raja Louis pun menghadapi eksekusi mati pada tanggal 21 Januari 1793 lewat pemenggalan kepala dengan guillotine. Eksekusi tersebut menimbulkan peperangan dengan negara-negara Eropa lain. Kemudian pada tanggal 16 Oktober 1793, Marie Antoinette yang merupakan permaisuri Raja Louis juga dipenggal dengan guillotine.


E.  Revolusi Industri
Revolusi Industri berlangsung dari abad ke-18 sampai abad ke-19. Revolusi Industri adalah periode dimana masyarakat pertanian yang tinggal di pedesaan Eropa dan Amerika beralih ke sektor industri dan berpindah ke perkotaan. Sejarah revolusi ini dimulai di Inggris pada akhir 1700-an.
Industrialisasi ini membawa dampak terhadap meningkatnya taraf hidup bagi sebagian masyarakat, namun disisi lain revolusi industri juga mengakibatkan kondisi kehidupan masyarakat kelas miskin dan pekerja semakin suram.
1.    Sebelum Terjadinya Revolusi Industri
Sebelum munculnya revolusi industri, kebanyakan masyarakat yang tinggal di pedesaan bekerja dibidang pertanian. Kebutuhan hidup bagi kebanyakan orang cukup sulit, hal ini karena pendapatan yang tidak mencukupi, kekurangan gizi serta penyakit. Sebagian besar pendapatan mereka hanya mencukupi untuk membiayai kehidupan sehari-hari. Adapun faktor lain yang medorong terjadinya revolusi industri adalah keberadaan tambang batubara dan biji besi, terbukti penting untuk industrialisasi. Selain itu, masyarakat Inggris adalah masyarakat yang stabil secara politik serta menjadi kekuatan kolonial terkemuka di dunia, yang berarti koloninya bisa berfungsi sebagai sumber bahan baku serta pasar untuk barang-barang manufaktur. Karena permintaan untuk barang dari Inggris meningkat, maka diperlukan metode perdagangan yang lebih efektif dari segi biaya produksi, hal inilah yang menyebabkan munculnya mekanisme dan sistem pabrik.
2.    Inovasi dan Industrialisasi
Industri tekstil berubah karena adanya industrialisasi. Sebelum adanya pabrik, tekstil dibuat di satu tempat di rumah penduduk (sehingga timbul yang namanya industri rumahan). Metode yang digunakan masih sederhana, pedagang menyediakan bahan dasar kemudian oleh industri dibuatlah suatu produk. Para pekerja mengatur waktu mereka sendiri, hal ini terbukti sulit bagi mereka. Hingga pada tahun 1700-an, serangkaian inovasi menyebabkan semakin meningkatnya produktivitas dan sedikitnya tenaga yang digunakan. Seperti pada tahun 1764, seorang berkebangsaan Inggris bernama James Hargreaves (1722-1778) menemukan pemintal Jenny, yakni sebuah mesin yang memungkinkan seseorang untuk menghasilkan beberapa gulungan benang secara bersamaan. Menurutnya, Jenny adalah singkatan awal dari mesin.
3.    Revolusi Industri, Penemuan Mesin Tenun dan Mesin Uap
Saat kematian Hargreaves, terdapat lebih dari 20.000 mesin pemintal yang digunakan di seluruh Inggris. Mesin itu kemudian diperbaiki dan disempurnakan oleh Samuel Compton (1753-1827).
Inovasi lain dalam industri tekstil yaitu mesin tenun yang digunakan dalam proses tenun kain. Mesin ini dikembangkan oleh Edmund Cartwright (1743-1823).
Perkembangan industri besi dalam revolusi industri juga berperan sangat penting. Pada awal abad ke-18, orang Inggris bernama Abraham Darby (1678-1717) menemukan metode yang mudah dalam menghasilkan besi cor, yakni menggunakan arang. Pada tahun 1850-an, seorang insinyur bernama Henry Bessemer (1813-1898) mengembangkan proses produksi baja secara massal dengan biaya rendah. Besi dan baja menjadi bahan yang penting dalam mebuat perabot, bangunan, alat & mesin, serta infrastruktur lain.
Demikian juga dengan mesin uap. Pada tahun 1712, Thomas Newcomen (1664-1729) mengembangkan mesin uap yang praktis untuk pertama kalinya. Pada 1770-an, James Watt (1736-1819) mengembangkan teknologi yang digagas oleh Thomas Newcomen menjadi mesin listrik, lokomotif, dan kapal.
4.    Transportasi dari Revolusi Industri
Sebelum munculnya mesin uap, bahan baku serta barang diangkut dan didistribusikan melalui gerobak yang ditarik oleh kuda. Pada tahun 1800-an, Robert Fulton (1765-1815) berhasil membangun steamboat untuk pertama kalinya secara komersial, dan pada pertengahan abad ke-19, kapal uap itu mulai digunakan untuk membawa barang melintasi Atlantik.
Pada awal 1800-an, Richard Trevithick (1771-1833) membangun lokomotif uap kereta api yang pertama. Lokomotif ini mulai digunakan pada tahun 1830 oleh Liverpool and Manchester Railway yang menawarkan layanan reguler. Pada 1850, panjang rel kereta api yang dimiliki oleh Inggris telah lebih dari 6.000 mil. Sekitar tahun 1820, John McAdam (1756-1836) mengembangkan suatu proses baru untuk membangun jalan. Tehniknya dikenal dengan makadam (menjadikan jalan yang halus, tahan lama dan kurang berlumpur).
5.    Komunikasi dan Perbankan di Revolusi Industri
Komunikasi menjadi lebih mudah selama revolusi industri dengan penemuan-penemuan seperti telegraf. Pada tahun 1837, William Cooke (1806-1879) dan Charles Wheatstone (1802-1875), membuat hak paten telegraf listrik komersial yang pertama. Tahun 1840, kereta api menerapkan sistem Cooke-Wheatstone, serta pada tahun 1866, kabel telegraf berhasil mengarungi Atlantik.
Revolusi ini memunculkan bank dan pemodal industri serta sistem pabrik yang tergantung pada pemilik dan manajer. Sebuah bursa didirikan di London pada tahun 1770-an dan Bursa Efek New York didirikan pada awal 1790-an.
Pada tahun 1776, filsuf sosial berkebangsaan Skotlandia bernama Adam Smith (1723-1790), yang dianggap sebagai pendiri ekonomi modern, menerbitkan “The Wealth of Nations”. Di dalamnya, Smith mempromosikan sistem ekonomi berdasarkan perusahaan bebas, kepemilikan pribadi atas sarana produksi, dan dengan sedikit campur tangan pemerintah.
6.    Kualitas Hidup selama Industrialisasi
Revolusi Industri membawa pengaruh yang besar. Berbagai barang pabrik diproduksi. Revolusi ini juga mengangkat standar hidup bagi banyak orang, terutama untuk kelas menengah ke atas. Namun untuk kelas menengah ke bawah, hidup mereka penuh dengan pekerjaan dan tantangan. Upah bagi mereka yang bekerja di pabrik-pabrik sangatlah rendah dan penuh dengan resiko.
Di era revolusi industri, pekerja yang tidak terampil memiliki jaminan keamanan kerja rendah dan mudah terkena pemutusan kerja. Anak-anak adalah salah satu orang yang bekerja di pabrik. Mereka sering bekerja berjam-jam bahkan melakukan tugas-tugas yang sangat berbahaya seperti membersihkan mesin.
Pada awal tahun 1860-an, diperkirakan seperlima dari para pekerja di industri tekstil Inggris berusia 15 tahun kebawah. Industrialisasi juga berarti bahwa beberapa tenaga kerja digantikan oleh mesin. Karena hal itu, di perkotaan terutama di daerah industri, tidak dapat membendung serbuan pekerja dari pedesaan.
Kondisi untuk kelas pekerja Inggris mulai secara bertahap meningkat di periode akhir dari abad ke-19, karena pemerintah menerapkan berbagai reformasi tenaga kerja dan pekerja memperoleh hak untuk membentuk serikat pekerja.
7.    Industrialisasi Bergerak Menyebar Keluar Inggris
Di era revolusi industri, adanya undang-undang yang berlaku di Inggris untuk melarang ekspor teknologi dan tenaga ahli. Disisi lain, industrialisasi menyebar dari Inggris ke negara-negara Eropa lainnya, termasuk Belgia, Perancis dan Jerman, bahkan Amerika Serikat. Pengaruh revolusi industri berkembang di mana-mana.
Mulai dari revolusi industri di Eropa secara umum, lalu muncul revolusi industri di Jerman. Kemudian disusul revolusi industri di Prancis, dan negara eropa lainnya. Bahkan karena begitu kuat pengaruhnya, revolusi industri di Amerika juga terjadi.
Revolusi industri merubah segala aspek kehidupan. Pada pertengahan abad ke-19, industrialisasi terbentuk di seluruh bagian barat wilayah timur laut Eropa dan Amerika. Pada awal abad ke-20, Amerika telah menjadi negara industri terkemuka di dunia.

8.    Akibat Revolusi Industri
a)    Akibat dibidang ekonomi
1)   Barang melimpah dan harga murah
Revolusi industri telah menimbulkan usaha industri dan pabrik secara besar-besaran dengan proses mekanisasi. Dengan demikian, dalam waktu singkat dapat menghasilkan barang-barang yang melimpah. Produk barang menjadi berlipat ganda sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang lebih luas. Akibatnya pembuatan barang menjadi cepat, mudah, serta dalam jumlah yang banyak (membuat harga menjadi murah).
2)   Perusahaan kecil gulung tikar
Dengan penggunaan mesin-mesin maka biaya produksi menjadi relatif kecil sehingga harga barang-barang pun relaif lebih murah. Hal ini membawa dampak bagi perusahaan tradisional yang terancam gulung tikar karena tidak mampu bersaing.
3)   Perdagangan makin berkembang
Berkat peralatan yang modern, cepat dan murah, produksi lokal berubah menjadi produksi internasional. Pelayaran dan perdagangan internasional makin berkembang pesat
4)   Transportasi makin lancar
Adanya penemuan diberbagai sarana dan prasarana, transportasi makin sempurna dan lancar. Dengan demikian, dinamika kehidupan masyarakat makin meningkat.
b)   Akibat dibidang sosial
1)   Berkembangnya urbanisasi
Berkembangnya industrialisasi telah menimbulkan kota-kota dan pusat-pusat keramaian yang baru. Oleh karena kota dengan kegiatan industrinya tampaknya menjanjikan kehidupan yang lebih layak maka banyak petani desa pergi ke kota untuk mendapatkan pekerjaan. Hal ini menyebabkan terabaikannya usaha kegiatan pertanian.

2)   Upah buruh rendah
Akibat makin meningkatnya arus urbanisasi kota-kota industri maka jumlah tenaga kerja makin melimpah. Sementara itu, pabrik-pabrik banyak menggunakan tenaga mesin. Dengan demikian upah tenaga kerja menjadi murah. Selain itu, jaminan sosial pun kurang sehingga kehidupan mereka menjadi susah. Bahkan, para pengusaha banyak memilih tenaga buruh wanita dan anak-anak yang upahnya lebih murah.
3)   Adanya golongan pengusaha dan buruh
Didalam industrialisasi, dikenal adanya kelompok pekerja (buruh) dan kelompok pengusaha (majikan) yang memiliki industri atau pabrik. Dengan demikian, dalam masyakat timbul golongan baru, yakni golonga pengusaha yang hidup mewah dan golongan buruh yang hidup dalam kemiskinan.
4)   Adanya kesenjangan sosial antara pengusaha dan buruh
Dengan munculnya golongan pengusaha yang hidup mewah dari satu pihak, sedangkan pihak lain yaitu munculnya golongan buruh yang hidup menderita menyebabkan adanya kesenjangan sosial. Kondisi seperti ini sering menimbulkan ketegangan-ketegangan yang diikuti dengan pemogokan kerja untuk menuntut perbaikan nasib.
5)   Munculnya revolusi sosial
Pada tahun 1820-an terjadi huru-hara yang ditimbulkan oleh penduduk kota yang miskin dengan didukung oleh kaum buruh. Gerakan sosial ini menuntut adanya perbaikan nasib rakyat dan buruh. Akibatnya, pemerintah mengeluarkan undang-undang yang menjamin perbaikan nasib kaum buruh dan orang miskin.
c)    Akibat dibidang politik
1)   Munculnya partai politik
Dalam upaya memperjuangkan nasibnya, kaum buruh terus menggalang persatuan. Apalagi dengan makin kuatnya keududkan kaum buruh di parlemen mendorong dibentuknya suatu wadah perjuangan politik, yakni Labour Party (partai buruh). Partai ini berhaluan sosialis. Dilain pihak, pengusaha menggabungkan diri ke dalam Partai Liberal.
2)   Munculnya imprealisme modern
Kaum pengusaha/kapitalis umumnya mempunyai pengaruh yang kuat dalam pemerintahan untuk melakukan imprealisme demi kelangsungan industrialisasinya. Dengan demikian, lahirlah imprealisme modern, yaitu perluasan daerah-daerah sebagai tempat pemasaran hasil industri, mencari bahan mentah, penanaman modal yang surplus, dan tempat mendapatkan tenaga buruh yang mudah. Dalam hal ini Inggrislah yang menjadi pelopornya.


F.   Ekspansi Eropa ke Berbagai Kawasan
Masa modern di Eropa antara lain adalah masa penemuan mesin-mesin sederhana pembantu kerja manusia. Akibat dari hasil ilmu pengetahuan yang mempelajari bahwa bumi itu bulat, bangsa Eropa mulai berpikir untuk menjelajahi dunia. Selain itu, penemuan magnet sebagai pembantu alat navigasi pelayaran (kompas), bubuk mesiu (gunpowder), dan pengetahuan kapal layar juga menambah pembekalan bagi bangsa Eropa untuk siap mengarungi ganasnya samudera raya
1.    Ekspansi ke Barat
Ekspansi awal bangsa Eropa diawali pada tahun 1492 oleh Colombus (seorang penjelajah dan pedagang asal Italia) yang menemukan sebuah benua Amerika. Hal itulah yang menjadi pemicu bagi bangsa-bangsa Eropa yang lain untuk menjelajahi dunia. Dimulai dengan ekspansi bangsa Spanyol ke daerah pesisir Amerika Selatan yang ternyata telah dihuni oleh penduduk setempat setelah berabad-abad lamanya, yaitu suatu suku Indian yang diberi nama oleh Colombus, ketika mendarat di benua Amerika.  Implikasi dari ekspansi bangsa Eropa juga merupakan akibat dari pemikiran reformasi yang semakin individu. Hal itu dianut oleh Protestanisme yang mengatakan bahwa keselamatan bersifat individu. Karena dampak dari kaum pedagang yang individualis, muncullah golongan atau kelas masyarakat yang baru, yaitu pedagang (merchants) yang merupakan cikal bakal kaum kapitalis yang sebelumnya masih dipegang oleh kaum feodalis (para tuan tanah). Hal ini berdampak bagi daerah baru yang dijelajahi. Dapat dilihat dari semakin terpinggirkannya penduduk asli oleh kaum pendatang dari Eropa.
Pada awalnya, suku Indian memiliki kepercayaan terhadap berhala, kepercayaan terhadap dukun dan masih menjalankan tradisi kepercayaan masyarakat setempat. Tetapi setelah kedatangan Ordo Fransiskan untuk mengambil alih kekuasaan, kepercayaan-kepercayaan tersebut sudah tidak ada meskipun masih terdapat beberapa dari meraka yang melakukannya dengan sembunyi-sembunyi. Hingga pada tahun 1562, Ordo Fransiskan mengeluarkan ikuisisi yang mengakibatkan 4.500 orang India disiksa. Metode yang digunakan sangat tidak religius melainkan sangat merakyat karena bergerak melalui orang-orang kecil. Pembantaian besar-besaran dilakukan saat Cortez melakukan penaklukan di Amerika Selatan, sehingga pada masa itu penduduk aslinya berkurang sejumah 125.000 hingga setengah juta jiwa. Bangsa Eropa yang mengekspansi Amerika Selatan pada masa ini adalah bangsa Spanyol dan Portugal. Selain itu, masih banyak sekali penjelajah yang mengikuti ekspedisi Spanyol dan Portugal dalam menemukan “dunia baru”, salah satunya adalah Vasco Balboa yang menjelajahi Kuba dan Kolombia.
2.    Ekspansi ke Timur
Selain bergerak ke Barat, yaitu menuju benua Amerika, bangsa-bangsa Eropa juga bergerak ke arah timur. Bangsa-bangsa Timur tersebut diantaranya:
a.    Filipina
Filipina adalah salah satu negara di Asia yang dikunjungi oleh bangsa Eropa, yaitu Spanyol. Eropa melakukan ekspansi Kekristenan pada masa modern perdana. Pada masa itu, Kekristenan sedang dalam persaingan langsung dengan agama Islam. Kedua agama tersebut berusaha untuk melakukan perluasan agama di Filipina, misalnya membangun tempat-tempat ibadah. Namun, letak keduanya sangat berjauhan antara wilayah Kekristenan dan ekspansi Islam. Keadaan ini sangat menghambat gereja dalam menerapkan beberapa pelajaran dan pengetahuan, salah satunya dengan mengajar menggunakan bahasa asli. Hal ini dilakukan untuk merebut kekuasaan secara perlahan. Agustinian merupakan seorang biarawan yang melakukan ekspansi di Filipina. Pada tahun 1617 di Manila, Agustinian memberikan sakramen rekonsiliasi kepada para reformis yang tidak senang dengannya. Dalam menjalankan misinya, Agustinian mendapatkan hambatan dari masyarakat. Hambatan tersebut ialah masyarakat yang masih menyembah berhala. Dalam usahanya misi ini berhasil.
b.    China
Pada abad ke-16, bangsa Eropa melalui kaum Yesuit melakukan ekspansi ke negara Asia lainnya, yaitu China. Namun demikian, pendekatan yang dilakukan oleh bangsa Eropa di negara China berbeda dengan metode pendekatan yang dilakukan oleh Eropa di negara Amerika. Perbedaannya ialah pendekatan yang dilakukan di negara Amerika lebih bersifat ‘memberantas’ namun pendekatan yang dilakukan bangsa Eropa di China dilakukan dengan cara beradaptasi dengan berbagai tradisi dan kebudayaan masyarakat setempat. Sebagai contoh, tradisi yang dilakukan ialah melakukan upacara-upacara penyembahan roh nenek moyang. Metode pendekatan ini dilakukan karena di dalam negara China terdapat banyak kerajaan besar dan kebudayaannya yang sangat tinggi sehingga sulit untuk melakukan ekspansi Kekristenan. Selain itu, China juga merupakan negara superior. Hal ini dapat dilihat pada tahun 1521 dan 1522 ketika orang-orang Portugis berusaha memperluas penguasaannya di China, negara China dengan tegas mengalahkannya dengan angkatan perang. Oleh karena itu, para misionaris melakukan pendekatan dengan para pengusa dan pemimpin negara agar dapat mempermudah dalam menjalankan ekspansi Kekristenan di negara China. Metode lain yang digunakan Eropa adalah dengan menghilangkan segala macam ritual-ritual keagamaan yang ada sejak awal di dalam masyarakat dan mengubahnya dengan cara berdoa kepada Tuhan.
c.    Jepang
Sejak awal, Kristen diterima secara antusias oleh masyarakat Jepang. Namun demikian, pada masa Tokugawa tahun 1639, negara Jepang berusaha menutup diri. Mereka menganut paham Sokoku, yaitu tertutup dari hal apapun dan bertujuan agar menutup diri dari segala pengaruh dari luar, yaitu bangsa-bangsa barat. Oleh karena itu, para misionaris yang datang menggunakan metode yang tidak jauh berbeda dengan negara China, yaitu berusaha untuk menyesuaikan dengan kebudayaan setempat. Mereka masuk dan harus melakukan pendekatan dengan cara diam-diam. Namun, para misionaris gagal dalam menjalankan metodenya yang kemudian berakhir dengan cara dibunuh secara massal pada tahun 1614. Hingga pada abad ke-19, negara Jepang tidak dapat ditembus oleh misionaris.


G. Eropa pada Masa Sekarang
Sejak berakhirnya revolusi industri yang dimulai di Inggris pada akhir abad ke-18, yang menyebabkan pergeseran dari pertanian, kemakmuran rakyat yang semakin bertambah, dan pertumbuhan penduduk. Banyak negara di Eropa yang menemukan bentuknya seperti sekarang ini pasca Perang Dunia II. Sejak berakhirnya Perang Dunia II hingga Perang Dingin, Eropa terbagi kepada dua blok politik dan ekonomi utama yaitu: negara-negara komunis di Eropa Timur dan negara-negara kapitalis di Eropa Barat. Sekitar tahun 1989, Blok Timur pecah bersamaan dengan jatuhnya Tembok Berlin. Saat ini, Eropa menjadi benua dengan negara maju terbanyak.

BAB III
Penutup
A.  Kesimpulan
1.    Renaissance memiliki peranan yang sangat penting. Dengan adanya Renaissance,  telah timbul berbagai aliran pemikiran di Eropa pada masa itu. Aliran inilah yang telah menciptakan berbagai revolusi di Eropa. Revolusi-revolusi tersebut merupakan awal dari modernisasi di Eropa. Adapun faktor-faktor yang memunculkan Renaissance antara lain:
a.    Agama Kristen sangat mempengaruhi berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Berbagai kreativitas sangat diatur oleh gereja. Dominasi gereja sangat kuat dalam berbagai aspek kehidupan.
b.    Untuk menghidupkan kembali kebudayaan Romawi dan Yunani sebagai tujuan hidup manusia Eropa yang sejati.
c.    Menurut Prancis Michel De Certeau, Renaissance muncul karena bubarnya jaringan-jaringan sosial lama dan pertumbuhan elite baru yang terspesialisasi.
d.   Renaissance muncul dari timbulnya kota-kota dagang yang makmur akibat perdagangan mengubah perasaan pesimistis (zaman Abad Pertengahan) menjadi optimistis.
e.    Keterkejutan orang-orang Eropa menyaksikan ambruknya imperium Romawi Timur oleh kaum Muslimin, terutama dengan peristiwa jatuhnya Konstantinopel yang menyebabkan penaklukan Kerajaan Turki atas Romawi Timur (Byzantium) pada tahun 1453 M.
2.    Awal dari modernisasi di Eropa ditandai dengan adanya Revolusi Perancis dan Industri. Revolusi tersebut telah menyebabkan terjadinya perubahan dan perkembangan secara besar-besaran, baik di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia. Saat ini, Eropa telah menjadi benua dengan negara maju terbanyak.

B.  Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, penulis mengharapkan saran dari pembaca. Saran tersebut dapat berupa kritikan terhadap penulisan maupun kesimpulan dari bahasan makalah yang dijelaskan. Untuk kedepannya, penulis juga akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan isi makalah di atas beserta dengan sumber-sumber yang lebih banyak.




Komentar

  1. Stainless Steel - Stainless Steel | TiG Tech Inc.
    Titanium titanium mens rings Dragon's Knife for $3.49. We are a world class titanium tent stove craftsmanship company, titanium bar stock one of the best in how much is titanium worth the remmington titanium world with a large

    BalasHapus

Posting Komentar